Foto/Net  

nusakini.com - Di awal masa pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kaget saat berkunjung di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. Saat itu presiden kaget melihat kondisi gedung imigrasi, karantina dan bea cukai Entikong yang benar-benar mirip kandang. Tentu presiden tidak perlu menjelaskan seperti kandang apa keadaan di sana Sejak itu, Presiden Jokowi langsung memerintahkan menteri pekerjaan umum untuk memperbaiki gedung yang menjadi wajah Indonesia bagi tetangga-tetangganya. Wilayah yang merupakan simbol martabat bangsa, wilayah yang mempertaruhkan reputasi Indonesia di mata dunia internasional.

Presiden Jokowi tidak hanya berhenti dengan himbauan, dia menerbitkan inpres nomor 6 tahun 2015 yang merupakan instruksi presiden ke segenap jajarannya untuk melakukan percepatan pembangunan di 7 (tujuh) kawasan perbatasan darat yang berada di perbatasan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini. Instruksi presiden itu melibatkan 15 kementerian, 1 kepala badan, 3 gubernur, 6 bupati dan 1 walikota. 

Andi Amran Sulaiman, selaku menteri pertanian dengan cepat memprioritaskan percepatan pembangunan pertanian unggulan yang berada di kawasan perbatasan tersebut. Saat berkunjung di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste, tepatnya di PLBN Mota'ain, Selasa 14 Maret 2017 lalu, Amran Sulaiman bersama dengan petani Belu dan Malaka mulai menanam komoditas pertanian ekspor Jagung yang merupakan komoditas unggulan di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste. 

"Tiga bulan ke depan, kita canangkan untuk ekspor jagung ke Timor Leste. Saat ini kita mulai tanam," kata Mentan Amran 

Karakteristik masing-masing wilayah perbatasan menjadi perhatian Kementerian Pertanian. Instruksi Presiden Jokowi menyebutkan 7 (tujuh) kawasan prioritas yang berbatasan dengan tiga negara yakni Malaysia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Data BPS tahun 2011 menyebutkan potensi utama di kawasan perbatasan dengan Malaysia adalah komoditas padi yakni sebesar 55,50 persen. Perbatasan dengan Papua Nugini berupa palawija khususnya ubi jalar sebesar 60 persen. Sedangkan perbatasan dengan Timor Leste mempunyai produk unggulan berupa palawija khususnya jagung dan kacang-kacangan hingga 70,09 persen. 

Sebelumnya, saat mengikuti panen Jagung di Jawa Timur, pertengahan Selasa 7 Maret 2017 lalu, Mentan mengungkapkan pentingnya menanam jagung di perbatasan dengan Malaysia karena Malaysia membutuhkan jagung dari Indonesia hingga 3 juta ton. Hal itu merupakan salah satu komitmen di antara negara-negara Asia Tenggara untuk membuat lumbung pangan di wilayah perbatasan. 

Daerah perbatasan yang dimaksud adalah wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia. Saat ini potensi jagung atau palawija, sebagai produk pertanian unggulan di perbatasan dengan Malaysia, berdasarkan data 2011 masih kurang dari 5 %. Untuk mengatasi kurangnya pasokan, Mentan Amran akan menambahkan pasokan dari berbagai wilayah Indonesia yang surplus jagung.(p/mk)